Minggu, 06 September 2009

DIABETES MELLITUS (DM)

DM --> insufisiensi insulin (relatif/absolut)

CAUSA :
cacat genetik sel B pankreas dalam memproduksi insulin

FAKTOR RESIKO
herediter, obesitas (kegemukan) dan usia bertambah

SIMTOM KLASIK
Polidipsi, poliuria, polifagi dan BB (berat badan) menurun

Insulin berperan dalam : Regulasi KH, lemak, dan metabolisme protein

Insulin menurun --> glukosa darah yg ke jaringan juga menurun --> kadar gula darah jadi meningkat

Meningkatnya kadar gula darah --> kadar glukosa di ginjal jg meningkat --> ginjal tdk mampu mereabsorbsi --> glykosuria
--> osmotic diuresis :
--> kencing banyak (Poliuria) --> sebagai kompensasi, intake cairan lbh banyak (polidipsia).

Menurunnya glukosa dalam urin --> BB (berat badan) menurun --> diet meningkat (polifagia)

Hiperglikemia menghambat metabolisme lemak dan protein --> akumulasi keton
Komplikasi : ketoacidosis,coma, nefropati, neuropati, retinopati
Pasien KETOASIDOSIS riwayat : Polidipsi, poliuria, nausea, vomiting

KLINIS PASIEN DIABETES :
- dehidrasi
- lemah
- bingung
- nafas bau aceton ( dlm Rongga Mulut)

Bila ketoasidosis meningkat, maka : gangguan kestabilan mental dan kardiovaskuler --> coma --> death..

Dengan adanya komplikasi metabolisme DM , melibatkan : vaskuler, neurologic, komplikasi, rentan infeksi


PENYAKIT PEMBULUH DARAH KECIL/ BESAR (Angiopati)

- Makrovaskuler : Makroangiopati diabetik
* Tersumbatnya arteri coronary
* CVD ( Cerebro Vaskuler Disease)
* PVD (Peripheral Vakuler Disease)

- Mikrovaskuler --> Mikroangiopati diabetik
* Retinopati : buta
* Nefropati : GGK / GGT (gagal ginjal kronis/ terminal)
* Neuropati
* Neurologi : neuropati perifer ( kebas) --> trauma --> gangren (jari, tangan, kaki)


GEJALA KRONIS DM :

- Lemah
- Semutan
- Mata kabur
- Kemampuan sexual menurun
- bisul (timbul hilang)
- Batuk kronis
- Oral diabetik


KRITERIA DIAGNOSTIK DM dan GANGGUAN TOLERANSI GLUKOSA

1. Adanya keluhan klinis khas DM, cukup diperiksa :
kadar glukosa plasma ( plasma vena) sewaktu/ acak dinyatakan DM : bila 200 mg/dl

2. Kadar glukosa plasma puasa (plasma vena) : 126 mg/dl
Puasa : tidak ada masukan kalori sejak 10 jam.

3. Kadar glukosa plasma 200 mg/ dl pada 2 jam sesudah beban glikosa 75 gr pada TTGO


PEMERIKSAAN KADAR GLUKOSA DARAH :
* KGD puasa
* KGD 2 jam PP
* TEs toleransi glukosa oral
* Pemeriksaan HbA1C


PENATALAKSANAAN DM : Regulasi gula darah
Terapi untuk DM type 2 :
- Normalkan BB (resistensi perifer thd sirkulasi insulin menurun)
- Untuk regulasi glukosa darah dapat digunakan obat2 hipoglikemia atau insulin..


OBAT-OBAT HIPOGLIKEMIA :
- Sulfonilurea : (flipizine, acetohexamide, tolbutamide, chlorpropamide,flyburide)
- Biquanides : (phenformin)


KOMPLIKASI TERAPI HIPOGLIKEMIA
Gejala : ( lemah,tremor, nervous, palpitasi, kringat dingin ) --> Bila tdk diatasi kejang, koma


TERAPI HIPOGLIKEMIA : - Glukosa cair / permen
- Glukosa intra vena ( 50% dextrose in water)


MANIFESTASI ORAL DM

PERIODONTITIS : Manifestasi oral yang penting dr penyakit DM

Resistensi jaringan gingiva dan jaringan periodontal menurun krn adanya :
- Perubahan komposisi kolagen
- Regulasi DM dan oral Hygiene

FAKTOR PENCETUS :
- Faktor infeksi
- Angiopati diabetik
- Neuropati diabetik



MEKANISME ANGIOPATI PADA JARINGAN PERIODONTAL :


Hiperglikemia --> angiopati --> Suplai darah dan O2 menurun --> rusaknya jaringan periodontal --> periodontal, edema gingiva, perdarahan gingiva, gigi tanggal, infeksi bakteri anaerob.

NEUROPATI : ( xerostomia, gloosodynia, TMJ disorder)

XEROSTOMIA :
DM --> Saliva menurun --> SIg A menurun menyebabkan gigi karies, candidiasis

PENGARUH INFEKSI RM terhadap DM :
Infeksi RM --> pasien DM ( kadar glukosa sulit turun)


TATA LAKSANA PASIEN DM DGN ORAL DIABETIK :
1. Terapi DM harus adekuat
2. Hindari stres, jangan buat / tindakan perawatan terlalu lama --> bila perlu gunakan penenang
3. Pemilihan Antibiotik
3 antibiotik yng menunjukkan kepekaan tinggi .
SAS ( Sefalosforin, aminoglikosida, sulbensilin)


Pada px DM dengan KGD > 250 mg/dl --> Perlu antibiotik dosis tinggi ( karna leukositnya terganggu)

DM perlu dibedakan 3 golongan :
1. Resiko rendah : kadar glukosa <> 300 mg/dl


GOLONGAN RESIKO RENDAH : ( KGD <>
Tindakan :
- Restorasi dan rehabilitasi
- Tindakan bedah

Bisa dilaksanakan --> adrenalin rendah


GOLONGAN RESIKO SEDANG (KGD 200 - 300 mg/dl):
Tindakan :
- Regulasi KGD
- Restorasi dan rehabilitasi
- Tindakan bedah
Perhatian : tunggu 1-2 minggu
bisa dilaksanakan biasa, sedang (konsultasi)


GOLONGAN RESIKO TINGGI (KGD > 300 mg/dl )
Tindakan :
- Regulasi KGD
- Restorasi dan rehabilitasi
- Tindakan bedah

Perhatian:
- tunggu 1-3 minggu
- tunda (pemeriksaan aja)
- rawat inap bila darurat


HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN OLEH DRG DALAM MENGHADAPI PENDERITA DM DGN ORAL DIABETIK :
1. DM gol. resiko rendah (KGD < style="font-weight: bold;">


LESI RONGGA MULUT PADA PASIEN DIABETES

1. ANGULAR CHEILITIS

Merupakan suatu lesi kronis berupa fissure (celah pada sudut bibir, terasa nyeri krn sampai ke membran basalis, daerah sekitar eritema,berupa fisure yg dalam)... seringnya bilateral.

Etiologi : jamur candida albicans..

Faktor predisposisi : anemia, usia tua, kebiasaan OH (oral higiene) mulut yg jelek, penggunaan antibiotik yg luas, merupakan penurunan dimensi vertikal

Terapi :
- tingkatakan kebersihan OH
- Anti jamur topikal (nistatin, ketekonazol)
- Vitamin B
- ANtibiotik jika perlu


2. MEDIAN RHOMBOID GLOSSITIS

suatu bercak licin, gundul, lesi berwarna merah tanpa papilla filiformis, berbatas jelas, dengan tepi irreguler

Lokasi paling sering : garis tengah dorsum lidah

Etiologi : candida albicans

Predisposisi : pasien Dm, antibiotik spektrum luas, supresi imun






3. BURNING MOUTH SYNDROME

Rasa terbakar pada mulut.

Predisposisi : infeksi kronis, aliran balik asam lambung, obat2an, kelainan darah, defisiensi nutrisi, ketidak seimbangan hormonal, alergi.


4. MUCORMYCOSIS



5. FISSURED TOUNGE










6. ORAL LICHEN PLANUS

ciri khas lesi berbentuk seperti jala menyilang, dikenal sbagai "wickham striae"..Bersifat kronis
Dapat terjadi pada kulit, mukosa atau kulit dan mukosa

ETIOLOGI : Belum jelas

Predisposisi (faktor pencetus) :
- Stress Emosi
- Obat-obatan
- gangguan imun
- DM

6 gambarn LP : atrofik, erosif,papuler, bula (jarang), menyebar (retikuler) , plak


KELUHAN LICHEN PLANUS
- Rasa kasar pada mukosa mulut
-Sensitivitas thd makanan panas,berbumbu, asam atau pedas
- Rasa nyeri yng hilang timbul pd mukosa mulut
- Nyeri pada gingiva
-Plak putih/ merah pada mukosa mulut
- Ulserasi pada mukosa mulut
- Gingiva kemerahan

POTENSI KEGANASAN
Sguamouse Cell Carsinoma terutama pada OLP type erosif dan dlm jangka wktu panjang.


GAMBARAN HPA :
- Hiperkeratosis/ Hiperortokeratosis
- Stratum basalis lepas dr lamina propria --> terbentuk vakuola (degenerasi hidrofilik)
- Infiltrasi sel2 limfosit pada corium bagian atas diduga sbg penyakit auto imun
- Rete peg berbentuk seperti gergaji



TERAPI :
1. Radikal --> dengan bedah
2. Konservatif --> obat2an
Obat2an :
- Analgesik topiksl/ obat kumur antihistamin
- Kortikosteroid topikal ( bethametasone cream, triamcinolone acetonide)
- Cryoterapi
- Cauterisasi
- Injeksi kortikosteroid ( intra oral)
- Vitamin A


Pemilihan Terapi berdasarkan pada :
- Umur pasien
- Tipe dan luas lesi
- Lokasi lesi


SARAN BAGI PASIEN OLP :
- Hindari faktor predisposisi - Merokok dan konsumsi alkohol dihilangkan
- Konsumsi makanan yang bergizi ( buah dan sayuran)
- OH ditingkatkan
- Kontrol ke drg